Pages

27 April 2004

Seharian ini dan hari kemarin, ada kesan-kesan yang melekat dalam diriku. Kemarin, karena suatu kesalahan kecil dan dia akhir nya minta maaf langsung ke hadapanku. Sungguh hal ini tak pernah terpikirkan akan terjadi. Tapi dengan kenekatannya dia datang menemuiku ini. Padahal ku pikir ini bukan salah dia, tapi salah ku.
Dia (shofa) tiba-tiba datang mendadak ke bandung, tanpa perencanaan. Menemuiku karena merasa bertanggung jawab serta untuk menemaniku disaat ku memang butuh seorang untuk berbagi cerita.
Datang tanpa khawatir akan jarak dan waktu, tentu nya aku sambut dengan senang hati. Tapi memang aku terlambat. Lalu ada bentrokan sedikit aku dan dia. Kemudian suasana kembali cair, sehingga aku bisa leluasa menceritakan masalahku, menceritakan apa yang aku rasakan dan yang ku alami terhadap seorang yang mengubahku secara bertahap....
Aku memang tidak mau terbuka apalagi terhadap orang lain, dan aku tidak mau melukai perasaan orang tuaku, yang telah mempercayaiku untuk belajar di negeri orang dengan penuh pengharapan agar kelak aku berhasil. Tapi waktu memang tak terduga, adakalanya harapan itu tiba-tiba pergi karena ketidakmampuanku untuk menjalankan amanah ini dan juga karena takdir Tuhan berkehendak lain. Biarlah sudah hal ini terjadi, kalau benar ini baik bagiku maka aku akan menjalaninya dengan keikhlasan.
Dan setelah bercerita dengannya aku mengalami sedikit kelegaan, walaupun kami semua berkorban hanya untuk ini. Tapi setelah ini mesti ada perbaikan secara berarti tentang menyikapi hidup. Walaupun pahit dialami, hidup mesti berjalan trus "Show must go on".
Saya pikir, apa yang sebenarnya saya cari didunia ini belum ketemukan jawabnya, yang ku tahu hanya mencari keridhoan Illahi. Agar hidup ini sejahtera di dunia dan di akhirat. Dan itu berarti aku harus ikhlas menjalani takdirNya walaupun hal itu sangat berat, karena Allah Maha Tahu benar terhadap makhluknya. Allah tidak akan mendzalimi makhluknya sendiri, karena setiap takdir itu telah diperhitungkan bahwa makhluk itu bisa menjalaninya, tinggal bagaimana ia menjalani dan menyikapinya. Kalau berat dirasakan, berarti belum berilmu cara menyikapinya. Seseorang bisa jadi bertambah keimanannya atau bisa jadi malah mengingkari akan takdir Allah, karena dia tidak tahu apa makna dibalik itu. Semoga saja saya menjadi orang yang senantiasa di jalan Allah.. Amin. Karena nikmat apalagi yang terbesar selain keimanan terhadap Illahi?

* * *


Malam ini diiringi hujan rintik-rintik. Setelah sholat Isya di salman, aku baca-baca buku komputer di bagian belakang masjid, kemudian ku dihampiri seorang musafir yang sedang kebingungan karena dia akan berjalan jauh. Lalu berkata orang itu kepadaku, "Kamu sudah sholat?" sudah jawabku, kemudian dia mendekati. Dan berkata semoga kamu selalu di jalan Allah. Lalu dia bercerita dia akan menemui seorang saudaranya, tapi saudaranya itu pergi. Dan dia tampak bingung karena ongkos perjalan dia tinggal pas-pasan sekali...Aku memang sedikit curiga, tapi berhubung aku pernah mengalami juga hal ini ongkos pas-pasan sehingga harus berjalan kaki, maka aku kasih kan alakadar nya untuk orang ini. Dan dia berterima kasih banget samaku, "Makasih nak, semoga kamu menjadi orang yang berhasil dan senantiasa di Jalan Allah, karena nikmat yang terbesar di dunia ini adalah Keimanan terhadap Allah," Aku kemudian tertegun memikirkan kata-katanya sambil menitikkan air mata nya, semoga saja doa ini terkabul....

0 komentar:

 

Labels