Pages

11 Mei 2004

SEBUAH REFLEKSI

Alkisah, seorang kakek di Baghdad pergi ke berbagai negeri mencari
kebahagiaan tadi. Di sebuah oase, dia melihat seekor burung pipit yang
sangat indah. Dia berhasil menangkapnya. Burung ini ternyata bisa
bicara. "Kakek, tolong lepaskan saya, nanti permintaan kakek akan
saya penuhi,"
kata si burung.
"Baik, kalau dapat menjawab pertanyaan saya, kamu saya lepaskan,"
kata
si kakek. "Di mana, kapan, dan bagaimana memperoleh kebahagian?"
Pertama, jawab si burung, jangan percaya siapa pun kecuali Tuhan.
Kedua, jangan berharap sesuatu yang kamu tak akan sanggup
mendapatkannya.
Ketiga, jangan sesali masa lalumu.
Merasa puas, si kakek melepaskan burung itu. Tapi, begitu dilepas, si
burung meledek manusia tua itu. "Dasar kakek bodoh," kata hewan itu.
"Sebetulnya, kalau kakek tidak melepaskan saya, saya akan memberikan
telur emas."
Si kakek sangat menyesal dan mengejar burung itu. Hewan ini lalu
hinggap di ranting pohon cemara. Kakek yang penasaran ini lantas
berusaha
meraihnya dan ... dia terjatuh lalu pingsan.
Ketika kakek ini siuman, burung tersebut mendekatinya. "Dasar manusia,
baru beberapa menit saya beri petunjuk meraih kebahagiaan, kamu sudah
lupa
lagi. Ingat Kek, apa yang saya katakan tadi. Kakek jangan percaya
pada siapa
pun kecuali Tuhan! Saya ini burung, mengapa Kakek percaya saya?"
"Kedua, tadi saya katakan jangan berharap pada sesuatu yang kamu tidak
dapat meraihnya. Karena Kakek melanggar, akhirnya Kakek jatuh dan
pingsan."
"Ketiga," lanjut si burung, "Jangan sesali masa lalu. Mengapa Kakek
menyesal? Bukankah apa yang kakek kerjakan, yakni melepaskan saya,
sudah terjadi?"
Sambil terbang mengangkasa, burung ini mengaku malaikat utusan Tuhan
untuk memberikan pelajaran kepada umat manusia. Semoga, kita bukanlah
kakek bodoh yang menyesali masa lalu kita.
__________________________________
from Ida Arimurti
arimurti@c...

0 komentar:

 

Labels