Pages

23 April 2005

Kemarin tanggal 21 April 2005 , pada pagi hari aku dikejutkan oleh berita buruk , aku terbangun dari tidur ku yang lelap.


Setelah pintu ku digedor-gedor. Dan adikku bilang bahwa Aba (sebutan untuk kakekku) telah meninggal. Dan dia dengan sedih, langsung pergi lagi sambil menangis. Lalu aku segera bangun dari tempat tidurku.


Dan seakan tidak percaya, dengan omongan yang tadi diucapkan.


Kulihat orang-orang pada panik dan binggung, sibuk menelpon sana sini, untuk mengabarkan bahwa kakekku telah tiada. Orang tuaku langsung ke tetangga, dan kakakku langsung menelpon ke sanak keluarga baik, yang ada di Palembang maupun yang berada di luar kota.


Setelah itu aku pun meluncur ke kediaman Aba. Menunggu kabar, bahwa jenazahnya akan diantarkan ke rumah nya. Lalu sekitar jam 10an jenazah tiba dirumah, dan aku langsung membawakannya, diselingi dengan tangisan oleh saudara-saudaraku yang lain, yang kurasakan ketika membawa jenazah nya , adalah kesedihan yang sangat, tapi aku berusaha untuk menahan air mata yang akan jatuh ke tanah. Dan aku bawa beliau kekamarnya. Setelah itu, aku tidak sanggup lagi dan aku pergi menjauh, sambil meneteskan air mata.


Lalu aku dihampirin oleh seorang uztad untuk menyiapkan kafan! Dan aku sanggupi. Aku juga diajari cara menyetel kain kafan.


Ketika setelah dzuhur aku pun menyaksikan beliau dimandikan oleh anak-anak nya, yaitu ayahku, dan saudara ayahku yang laki-laki. Dan Disaksikan oleh cucu2 nya yang laki-laki. Dipimpin oleh seorang uztad, beliau memandikannya dengan hati-hati. Kulihat setiap orang disana tidak sanggup menahan air mata begitu air sampai dimukanya.


Setelah proses pemandian selesai, jenazah dibawa ke kamar lagi, dan dikafani. Dan kami semua berdoa. Setelah itu masing2 keluarga diberi kesempatan untuk melihat nya untuk terakhir kalinya.


Lalu setelah selesai, kami langsung shalat jenazah.


Setelah itu membaca doa. Dan tahlilan. Setelah itu jenazah langsung dibawa keluar. Supaya orang-orang melihat nya.


Lalu langsung dibawa ke pemakaman makrayu. Hanya orang laki-laki saja yang ikut mengantarkan ke kuburan.

Jalanan menjadi macet, karena begitu banyaknya orang yang ikut mengantarkan.

Sehingga polisi jalan raya pun sibuk, dan ada yang patroli dengan memakai helicopter.

Kuikut tapi aku tidak menyaksikan nya, karena banyak orang, aku hanya duduk dibelakang saja.

Setelah selesai kami kemudian balik lagi ke rumah.

Dan meyiapkan prosesi takziyah yang berlangsung sampai 7 hari setelah meninggal nya, seorang kakek yang menjadi contoh bagi saya, karena beliau waktu umur masih 20 tahunan telah mempunyai pabrik, dan usaha sendiri, telah menjadi pejuang, telah menjadi orang yang sukses di zamannya.


Dimasa hidupnya beliau pernah berpesankan padaku agar tidak meninggalkan shalat, agar kuliah yang rajin, dan sampai selesai. Tapi kenyataannya sekarang aku masih belum selesai juga kuliahnya. Dan agar aku baik-baik terhadap semua orang. Aku jadi sering memikirkan pesannya ini. Ingin kubuat dia bahagia, ketika dia masih hidup, tetapi sekarang sudah terlambat.

0 komentar:

 

Labels