Pages

03 September 2004

Entah kapan lagi kebahagiaan ini kudapat

Entah kapan lagi kebahagiaan ini kudapat, 2 hari yang lalu, seorang kekasih datang ke bandung untuk menemuiku. Sebelumnya masih diliputi tanda tanya apakah dia jadi datang? karena terjadi perdebatan seru.Akhirnya dia datang juga. Dia sampai ke bandung sekitar pukul 11.00, aku tentu sudah menunggu kedatangannya untuk menjemputnya di terminal Leuwi panjang sekitar pukul 10.00.

Tiap bis yang datang aku dekati, dan mencari-cari apakah dia ada. Bis-bis lain bergantian ternyata masih belum juga ada. Karena sudah sekitar sejam-an lebih aku menunggu, aku pergi kerumah makan sebentar untuk mengisi perutku yang sudah mulai keroncongan. Setelah baru saja selesai makan dia menelponku, dan bilang dia sudah sampai, tunggu di wartel Hikmat.Langsung saja aku pergi dan menghampirinya.

Kemudian langsung aku bawa dia ke Ciwalk menaiki bis ke arah Dago. Sampai di dago, aku ke Unpad DU sebentar untuk menunaikan sholat, karena sudah memasuki waktu Zhuhur. Di Unpad terlihat kerumunan mahasiswa-mahasiwi baru yang diospek. Setelah itu aku langsung pergi bersamanya ke Ciwalk. Di Ciwalk, aku mengajak nya nonton film Annacondas. Film ini menyuguhi adegan yang tegang dan mengerikan. Sampai dia menjerit-jerit ketakutan, apalagi ketika sang ular memakan seorang pemain film.
Lalu film itu berakhir, dan kami berjalan lagi. Rencanya sih mau langsung pulang, tapi aku ajak dia jalan2 dulu. Pergi ke BIP, disana aku cuma lewat saja, terus makan bakso di Bakso Malang Karapitan yang berada didekat BIP. Tapi ketika aku menawarkan supaya dia makan, dia tidak mau. Dan diam saja. Aku pesani minuman saja. Dia hanya diam saja, dan mengawasai aku makan. Aneh, kelakuannya sepertinya kesal samaku, langsung saja dia mengeluarkan uneg2nya karena aku terlalu terburu-buru dan tidak menggandeng tangannya dia jadi kesel, seperti berjalan sendiri.Lalu karena aku tidak menepati janji untuk menyuapi dia.Wew, kupikir cuma becanda.

Selesai dari sana, kami lalu memutuskan untuk ke Leuwi Panjang lagi, untuk pulang lagi ke Bekasi. Menunggu bis disekitaran BIP, datang dan kami naik.Lalu turun di Terminal disana dia langsung menuju bis dengan cepat, dan aku jalan dibelakangnya. Didalam bis, aku bilang ke dia bahwa aku tidak bisa mengantarnya sampai bekasi, aku hanya bisa sampai disini. Dia kesal, dan mengatakan,"Kalau kamu tidak antar aku sampai Bekasi, mending kita tidak usah ketemu lagi." Aku membujuknya, dan masih saja dia keras akan pendiriannya. Ketika sopir bisa menaiki bis aku langsung turun, tapi dia sambil menangis ikut turun dan menarik tanganku agar aku bersamanya. Aku turuti deh, akhirnya aku juga ke Bekasi.

Selama perjalanan itu kami mulai bercerita tentang masa depan, dan hal-hal lain. Hari mulai malam, sang bulan menampakkan diri dengan indah dilangit yang cerah. Hal ini mulai menghangatkan suasana keakraban dan keromantisan, lalu dia tidur dalam pangkuanku. Dan aku cuma memandangi bulan, dan berpikir bahwa dia telah banyak berkorban demi mempertahankan cinta ini. Aku merasakan pancaran cinta yang tulus darinya. Aku berpikir bahwa dialah wanita yang sangat mengerti perasaan, mengerti semuanya tentang aku. Walau aku suka membuat dia kesal, tapi dia sabar, dan mencoba untuk menenangkan. Hal inilah yang kurasakan ketika bersamanya.

Lalu bis kami sampai juga di Bekasi sekitar pukul 20.30 malam. Aku minta dia mencari penginapan, dan langsung ditunjukkan disekitar terminal ada penginapan. Dan aku menginap disana. Lalu setelah mengantarkan aku, dia pamit pulang.

Keesokan harinya, dia datang ke penginapan dan membawakan makanan, sabun, sikat gigi, dan baju. Hal ini tentu membuat hatiku senang, ternyata dia memang sangat perhatian. Lalu kami berbicara, apakah akan langsung balik, apa kemana dulu. Lalu muncullah ide agar ketempat Wiwien. Hari itu masih pagi, jadi aku iya kan saja idenya.

Kami mulai menyusuri jalan dan berangkat menuju Blok M, ternyata perjalanan ini memakan waktu sekitar 2 jam lebih. Hingga akhir nya aku tempat Wien. Aku yang capek dan kesal selama perjalanan mengomel tidak jelas kepadanya.

Ditempat Wiwien, aku bertemu dengan Budhi, dan temannya Wien, dan langsung kusapa mereka. Disana aku bermain internet, dan mencoba-coba untuk membuatkan banner untuk Shofa. Tapi programnya tidak jalan, lalu ganti program lain. Setelah selesai buat teks nya aku suruh Shofa untuk mencari gambar kesukaannya, tapi dia salah paham. Dan malah menghapus file yang aku buat.

Disana dia chatting juga,dan ada teman yang chat padanya untuk ketemuan, tapi waktu sudah semakin sore, aku tidak bisa menemuinya. Dan aku minta izin untuk pulang, karena waktu yang sudah sore, dia mengajakku ke Terminal Kampung Rambutan untuk langsung ke Bandung, perjalanan ini macet dan lama, aku memang tidak sabaran. Keluarlah ocehan yang semestinya tidak kuucapkan padanya. Dia sedih dan menangis. Lalu diam, dan lelah, aku,dia tidur.

Sampai diterminal sana ternyata sudah hampir magrib, lalu bis nya tidak jalan2 lagi. Makin membuatku kesal. Satu jam bis itu tidak jalan, aku langsung ikut dia ke Bekasi, dan disana sampai malam dan turun hujan. Sehingga aku menginap lagi dihotel yang sama....

Lelah, marah, dongkol, akhirnya reda dan aku tidur dihotel itu.Keesokan harinya dia datang, dan membawakan lagi makanan kecil padaku. Selama malam itu aku memikirkan sikap aku kasar padanya, sehingga ketika dia datang aku baiki dia dan bersikap manja dan mesra. Akhirnya kami bercerita. Lalu hari semakin siang. Dan aku pamitan ke dia untuk pulang. Dia mengantarku ke terminal, sebelum bis berangkat, ada pesan-pesan yang keluar dari mulutnya. Aku menyanggupi, dan aku berjanji. Sungguh dia memang sangat berarti.

Perjalanan kembali ke Bandung, aku tiba di Bandung sekitar pukul 15.15. Ketika aku bersamanya, kurasakan hangatnya cinta. Kalau bisa setiap waktu aku ingin bersamanya. Tapi karena jarak memisahkan, biarlah cinta ini tetap menyala.

0 komentar:

 

Labels